Jambi - Pengamat Politik Jambi Dr Dedek Kusnadi, S.Sos, M.Si, MM, mengingatkan bahwa kantor wali kota atau Balai Kota Jambi, adalah tempat pemerintahan yang serius demi melayani masyarakat.
Menurutnya, salah seorang Bakal Calon Walikota Jambi, Maulana, harus memiliki integritas dan komitmen yang tegas untuk memberi pelayanan terbaik bagi warga Kota Jambi.
"Saya cuma ingatkan Pak Maulana, jangan jadikan balai kota sebagai tempat penitipan anak. Karena Balai Kota tempat berkantornya wali kota dan wakil walikota. Balai Kota adalah tempat utama yang menggodok segala kebijakan publik. Jangan anak yang baru belajar, diajak berkantor di sana," ungkap Dosen UIN STS Jambi dalam rilis yang diterima media.
Karena, menurutnya, jika Maulana berkomitmen tentu ia akan mengambil figur yang berpengalaman sebagai wakil yang akan mendampinginya kelak jika ia terpilih jadi wali kota, jangan asal comot.
"Sikap saya ini moral force, kegelisahan kaum akademis. Kita galau dengan pragmatisme yang dipertontonkan Maulana dalam menentukan cawawako, lupa integritas dan publik trust," ujarnya.
Bacawako Maulana sendiri akhir-akhir ini mendapat kritikan dari pengamat dan kaum moralis, ketika santer kabar yang mengarah ke dirinya, tentang mahar miliaran rupiah yang dikenakan kepada bakal calon wakil yang mendampingi dirinya di Pilwako Jambi 2024 ini.
Sebelumnya, pengamat politik Jambi Dr Noviardi Ferzi menilai, dipilihnya Diza Hazrin Nurdin oleh Maulana, seolah mempertebal pragmatisme politik di Pilwako Jambi November 2024 nanti.
Ia beralasan, Diza nama yang relatif baru muncul dalam kontestasi Pilwako Jambi 2024.
"Dugaan kita pilihan Maulana ke Diza tentu bukan karena elektabilitas atau resprentasi partai tertentu, tapi lebih pada hal-hal pragmatis mempersiapkan hari pemilihan. Di sini, seolah ada praktek kamar gelap memperjual belikan posisi wakil," katanya, Sabtu (6/6/2024).
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari Maulana.(**).